Jumat, 30 Juli 2010 | By: Dahlia"khamza Az Zahra"

Apa Arti Sahabat

Dari beberapa waktu yang lalu sebenarnya aku ingin menulis.. ingen sekali menulis, menulis tentang sebuah arti persahabatan, tapi entah tidak tau kenapa setiap kali jari jemariku kuletakkan diatas tombol2 huruf itu, kata2 yang selalu ada dalam pikiranku hilang begitu saja(entah aku tidak tau kemana perginya)

tapi sekarang aku akan mencoba menulis, menuliskan bait-bait kata yang tersimpan dihati, bait2 ini bukan puisi bukan pula sebuah syair, karna memang diriku bukan seorang pujangga apalagi seorang penyair.. :D
aku hanya ingin menulis.. itu saja, tidak lebih..
inilah bait2 kata yang sepertinya selama ini ada dalam benakku..
Jumat, 23 Juli 2010 | By: Dahlia"khamza Az Zahra"

Mencintai dalam hening


Duhai gadis, maukah ku beritahukan padamu bagaimana mencintai dengan indah?
Inginkah ku bisikkan bagaimana mencintai dengan syahdu..
Maka dengarlah..

Gadis, Saat ku jatuh cinta..
Tak akan ku berucap..
Tak akan ku berkata..
Namun ku hanya akan diam..
Rabu, 21 Juli 2010 | By: Dahlia"khamza Az Zahra"

UnTuKmu sAhabAt..


jangan kau tanya apa yang telah sahabatmu berikan 
tapi tanyalah apa yang telah kau berikan padanya..


karna jika kau sampai menganggapnya sahabat.. 
pasti banyak hal untukmu yang telah ia berikan..


ketika kau mencari sahabat hanya saat kau butuh bantuannya..
pertanyakan lagi makna persahabatan kalian..

Selasa, 06 Juli 2010 | By: Dahlia"khamza Az Zahra"

kita Seperti 'Tempayan Retak'

  seorang tukang air india memiliki memiliki dua tempayan besar, masing asing bergantung pada kedua ujung pikulan, yang dibawa menyilang pada bahunya, satu dari Tempayan itu retak dan satunya lagi tentu saja tidak. jika Tempayan yang tidak retak itu dapat membawa air penuh, setelah perjalanan panjang dari mata air kerumah majikannya, Tempayan retak hanya dapat memabawa  setengah air penuh, selama dua tahun hal itu terjadi setiap hari, situkang air hanya dapat membawa satu setengah Tempayan air kerumah majikannya. tentu saja si Tempayan utuh merasa bangga akan prestasinya karena dapat menunaikan tugasnya dengan sempurna, namun si Tempayan retak malang itu  merasa malu sekali akan ketidaksempurnaannya dan merasa sedih sebab ia hanya dapat memberi setengah porsi yang seharusnya dapat diberikannya.
setelah dua tahun tertekan oleh kegagalan pahit ini, Tempayan retak berkata kepada si tukang air,"sungguh saya malu pada diri saya sendiri, dan hanya ingin memohon maaf kepadamu."